Uang, kehidupan mewah dan memberi setumpuk harta benda pada anak-istri,
kerap menjadi penggoda bagi siapa saja yang bergaji kecil. Tak heran
pekerjaan yang dekat dengan 'lahan basah' selalu menjadi incaran siapa
saja di negeri ini.
Di kepolisian misalnya, di korps kesatuan
lalu lintas, sudah menjadi rahasia umum, kalau menjadi 'lahan basah'
bagi anggota kepolisian, mulai dari pengadaan Surat Izin Mengemudi (SIM)
hingga surat tilang.
Di tengah-tengah gencarnya, Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut tuntas kasus korupsi Simulator SIM
di Satlantas Polri, masyarakat disuguhkan aksi jujur seorang anggota
Polantas di Polres Gresik, Jawa Timur. Karena ketegasannya dan anti
suap, namanya menjadi tenar melebihi nama kapolresnya sendiri. Bahkan
dia kerap menerima penghargaan atas kejujuran dan keteladanannya selama
23 tahun mengabdi di korps baju coklat.
Adalah Aiptu Jailani,
anggota Satlantas Polres Gresik, yang sempat menerima penghargaan dari
Polda Jawa Timur karena kredit point dengan jumlah surat tilang
terbanyak, yaitu 2400 surat tilang selama satu tahun. Itu artinya,
setiap hari rata-rata dia menilang enam hingga delapan pelanggar lalu
lintas.
Yang ditilang Jailani pun beragam, mulai dari warga
sipil, petinggi polisi, TNI, wartawan hingga pejabat Pemkab Gresik.
Bahkan, di tahun 2012, suami dari Rahmawati itu, pernah menilang seorang
anggota KPK dan istrinya sendiri.
Saat itu, diceritakan Jailani,
dia melihat mobil yang menerobos lampu merah, lalu saya kejar. "Saat
mobil sudah saya hentikan, saya mencatat surat tilang, lalu si pengemudi
keluar dan menyodorkan uang Rp 50 ribu kepada saya," ungkap Jailani.
Mendapat
uang itu, yang entah jebakan atau memang sengaja menguji kejujuran
Jaelani, bapak dari Nilam AW (15) dan M Karim (13) itu menolak dan
meminta yang bersangkutan mengikuti aturan yang berlaku.
Ditolak
oleh si polisi, si pengemudi malah mengeluarkan tanda anggota KPK sambil
meminta 'damai' yang padahal, mestinya anggota KPK yang notabene-nya
petugas pemberantas tindak korupsi, men-support anti suap.
"Mesti
begitu, ya tetap saya proses. Sebab cara mengemudinya, bisa
membahayakan orang lain dan dirinya sendiri," kata Jailani tanpa
menyebut nama si pengemudi sambil memperagakan cara anggota KPK itu
memperlihatkan identitasnya.
Tak hanya anggota KPK, Jailani juga
pernah menilang seorang perwira dari Polda Jawa Timur yang tinggal di
daerah Gresik. Gara-garanya, si perwira tersebut memarkir kendaraannya
tepat di rambu larangan parkir. Padahal, mobilnya itu di depan rumahnya
sendiri, yang berada tepat di pinggir salah satu jalan protokol.
Kemudian,
keesokan harinya, sekitar pukul 06.00 WIB, Jailani yang melihat itu,
mendatangi rumah si perwira dan mengetuk pintu rumahnya. Sang pemilik
rumah marah dengan ulah Jailani dan menelepon Kapolres Gresik agar
menindak tegas ulah Jailani.
"Saat itu, saya meminta surat-surat
mobilnya untuk saya periksa dan beliau (si perwira Polda Jatim) bilang:
Saya ini dari Polda loh Dik. Saya bisa saja meminta kapolres untuk
memberi sanksi sama kamu. Tapi akhirnya beliau memahami soal aturan lalu
lintas dan mengerti dengan tugas dan tanggung jawab saya sebagai
petugas," kata Jailani menceritakan pengalamannya.
Selanjutnya,
kisah aksi tilang Jailani yang paling diingat oleh warga Gresik. Kisah
Polantas kelahiran Jombang 44 tahun silam itu, ketika menilang sang
istri, Rahmawati (45), warga Jalan Jaksa Agung Suprapto Gg 6D/23 pada
bulan Maret 2012.
Saat itu, Jailani bertugas mengamankan Car Free
Day (CFD). Istrinya yang dalam perjalanan pulang, melintasi gang kecil
dan terjebak di jalur CFD. Oleh polisi lain, Rahmawati diarahkan keluar
dari area CFD. Sayang, pelanggaran itu, diketahui suaminya yang tengah
mensweeping pengendara motor yang melanggar rambu CFD.
Rahmawati
pun mendapat tilang dari sang suami. "Untung hari itu, hanya teguran
tilang simpatik saja, sehingga istri saya tidak sampai disidang. Dan
untungnya juga, istri saya mau mengerti dan memahami tindak tegas saya.
Justru dia mendukung aksi saya," ungkap Jailani sembari tersenyum geli.
sumber