1.Latar Belakang
Latar belakang saya memakai judul REVOLUSI SEKOLAH adalah karena saat ini pendidikan di negara kita semakin terpuruk, walaupun pemerintah telah mewajibkan 9 tahun belajar tetapi tetap menjadikan tingkat pendidikan kita kurang di bawah standard, oleh karena itu dengan makalah yang berjudul revolusi sekolah, saya akan mengupas segala permasalahan pada sistem sekolah dan bersekolah.
Permasalahan
- PENDIDIKAN
Pendidikan adalah kata yang sudah akrab di telinga kita, dari warung – warung hingga kantor – kantor, semua membicarakan pendidikan di indonesia yang dinilai masih terpuruk dengan bukti bahwa indonesia masih pada posisi 109 dari 174 negara di dunia dilihat dari indeks prestasi pembangunan sumber daya manusia ( human development indeks )
Pendidikan di indonesia memang sedikit rumit dengan adanya permasalahan – permasalahan mulai dari pemerintah yang tidak serius dalam mengatasi pendidikan di negara kita hingga virus – virus teknologi yang meracuni para peserta didik.
Tetapi disini kita tidak akan membahas permasalahan pendidikan yang terlalu dewasa dan akan membuat para pembaca menjadi bosan, di sini kita akan membahas pendidikan dari susut pandang kita sebagai murid.
MURID
Murid adalah anak yang setiap hari datang ke sekolah menerima segala materi yang diajarkan oleh guru. Tetapi tidak semua murid dapat menerima materi dengan baik, kebanyakan murid sudah malas bersekolah mulai dari mereka bergegas berangkat bersekolah. Mengapa demikian?, bukan karena murid adalah makhluk hina yang tak mau menaati peraturan, justru karena memang sekolah belum menjadi tempat yang menyenangkan unutuk dikunjungi, dimana ada peraturan yang terlalu mencekik, guru – guru yang otoriter, tugas – tugas sekolah yang semakin hari semakin menumpuk bagai sampah yang terbuang di TPA, materi yang sulit dicerna oleh otak, dan preman – preman sekolah.
Walau demikian sekolah tetap sebagai tempat menimba ilmu, untuk membangkitkan semangat belajar, diperlukan niat dan itu dimulai dari diri kita masing – masing. Sekolah bukan tempat untuk sukses, melainkan tempat untuk mencari ilmu, sekolah tidak mengajarkan pada peserta didiknya bagaimana cara menjadi bos besar yang kelak akan menguasai perekonomian dunia, sekolah hanya akan menjadi mesin cetak yang kelak akan menempatkan peserta didiknya di pos – pos tertentu. Kita harus memaknai arti kita bersekolah selama ini, agar sekolah tidak menjadi rutinitas yang tidak berguna, jadikan sekolah adalah sebagai kehidupan yang dapat kita pertanggungjawabkan.
TEMAN
Teman menjadi faktor penting dalam kelancaran bersekolah. Teman bisa menjadi motivator dan juga bisa menjadi competitor. Artinya teman bisa menjadi provokator kita untuk kebaikan atau keburukan, banyak teman yang kita yang ancur – ancuran bersekolahnya hanya karena salah memilih teman.
Tanpa sadar kita berbicara dengan teman yang lain, berkumpul bersama dan saling mempengaruhi satu sama lain, serta pada akhirnya akan terbentuk suatu gerombolan yang sering disebut “geng”, anak gemar sepak bola berkumpul dengan anak gemar sepak bola pula, anak gemar belajar berkumpul dengan anak gemar belajar, anak suka musik berkumpul dengan anak suka musik pula dsb. Tanpa sadar “geng” sudah menjadi budaya di sekolah, geng bisa berpengaruh positif bisa juga berpengaruh negatif, semua tergantung kita dalam memilih teman.
GURU
Ada 2 jenis guru yang ada di sekolah, ada guru favorit ada guru “killer”. Guru favorit kebanyakan berkriteria ramah,sabar,pengertian, dan dekat dengan muridnya, sesungguhnya guru seperti itulah yang memotivasi peserta didik untuk belajar. Dan yang kedua adalah guru dengan predikat “killer”. Kenapa disebut demikian? Mungkin guru galak bersifat seperti pembunuh yang membunuh motivasi peserta didik untuk belajar, guru killer kebanyakkan berembel “kedisplinan”, dalam penerapan kedisplinan, banyak guru yang menerapkan kekerasan fisik maupun nonfisik agar siswa mau menaati peraturan, sesungguh ini merupakan cara yang salah, disiplin hanya mengenai kesadaran, pada intinya, tugas guru adalah menumbuhkan kesadaran terhadap kedisiplinan bagi setiap siswa, dengan bicara dari hati ke hati akan membuat siswa sadar akan kedisiplinan dan tidak harus menggunakan kekerasan.
Kebanyakan dari guru juga kurang mengerti terhadap keadaan muridnya, dimana setiap hari ada saja tugas yang diberikan oleh mereka, tugas 1 minggu cukup untuk membuat para peserta didik frustasi. Untuk mengatasi hal ini seharusnya guru diberikan pengarahan terhadap cara mengajar dengan baik dan menyenangkan,agar suasana belajar di sekolah menjadi tidak membosankan dan akhirnya para peserta didik dapat menerima pelajaran dengan baik dan siswa akan menjadi sayang terhadap guru bukan sebaliknya.
SEKOLAH
Sekolah adalah lembaga yang diam dan tidak bisa membuat orang – orang yang di dalamnya menjadi kreatif dan pintar, hanya orang - orang di dalamnya yang bisa memaju mundurkan sekolah tersebut. Maka jadikan sekolah sebagai media berkreasi dan menempa diri.
Raihlah kesuksesan di sekolah, mulailah sukses besar dengan sukses – sukses kecil yang ada di sekolah, misalnya kita ingin jadi penulis terkenal maka sukses membuat cerpen hari ini adalah sukses kecilnya. Janganlah putus asa dalam meraih kesuksesan.
Penyelesaian Masalah
\
- Revolusikan diri
Ubahlah cara bersekolah kita selama ini, jika kita menganggap sekolah hanyalah rutinitas, maka kita tidak akan mendapat apa – apa. Mulailah menganggap sekolah sebagai sebuah kehidupan yang harus dipertanggung jawabkan. Ciptakan pribadi baru pada diri kita sendiri dengan hal – hal yang positif.
- Simpulan